Semua Milik Tuhan
Tak
ada yang sempurna di dunia ini , hanyalah tuhan semata yang paling sempurna.
Begitu halnya diriku, semenjak aku lahir aku tidak dapat berbicara atau bisu. Karena
kekuranganku ini orangtuaku menitipkanku ke panti asuhan. Namaku Nana semenjak
aku berumur empat tahun aku telah berada di panti asuhan.
Saat
pertama aku masuk panti asuhan aku sering mendapat hinaan dari teman teman
sepanti. Terkadang aku jengkel kepada mereka, coba kalau mereka ada di
posisiku, pasti sakit rasanaya. Tapi Ibu Siti (pemilik panti) selalu membelaku.
Beliau sudah aku anggap ibu kandungku sendiri. Semejak aku akan masuk SD, Ibu
Siti selalu mengajari banyak hal. Salah satunya mengajariku berbahasa isyarat
menggunakan tangan. Kebetulan Bu Siti memiliki teman yang mengerti masalah
tunawicara. Beliau selalu membimbingku sampai sekarang.
Tak
terasa sudah limabelas tahun aku berada di panti ini, sekarang umurku
delapanbelas tahun. Setelah menyeleaikan SMA, aku sebenarnya sangat ingin
kuliah agar lebih mudah mencari pekerjaan. Tapi aku berpikir dari mana aku
mendapatkan biaya untuk kuliah, kuliah jaman sekarang kan membutuhkan biaya
yang tidak sedikit. Bu Siti pernah manawariku untuk kuliah, tapi aku menolaknya
kerena aku tidak mau merepotkan beliau dengan biaya kuliah yang mahal.
“Hai,
kamu Nana kan ? masi inget aku nggak ?” kata seorang wanita yang wajahnya
sangat familiar di otakku.
Sekarang
aku ingat dia salah satu teman SDku, namanya Sarah. Cepat cepat aku membalasnya
dengan bahasa isyarat. Setelah itu kami mengobrol.
Sarah
anak orang kaya, paras wajahnya cantik, tubuhnya ideal, Sarah orang yang baik,
pintar, dan yang paling penting walaupun dia anak orang kaya tapi dia tidak
sombong. Dulu saat SD kami cukup akrab karena dia memiliki saudara yang sama
dengan-ku, tunawicara. Kami tidak sengaja bertemu di sebuah acara peluncuran
novel terbaru karya penulis terkenal. Aku sering menghadiri acara peluncuran
novel novel terbaru karena aku senang menace novel. Sarah juga suka membaca.
Dulu saat SD aku sering meminjam bukunya. Karena itu kami akrab.
Setelah
acara selesai kami mencari tempat yang nyaman untuk mengobrol. Akhirnya kami
menemukan kedai yang cukup nyaman dan asik untuk sekedar nongkrong dan bertukar
cerita. Saat mau memesan memesan makanan ringan dan minuman, aku menyempatkan untuk
melihat isi dompetku. Ternyata hanya ada selembar limaribuan. Akhirnya aku
memutuskan untuk tidak memesan. Sepertinya Sarah tahu alas an aku tidak memesan
minuman dan makanan.
“Aku
yang traktir.” Tiba tiba dia berkata begitu.
Aku
sempat tidak enak hati dengannya, tapi karena Sarah memaksa akhirnya aku
memesan jus buah saja. Ternyata sekarang Sarah kuliah di salah satu universitas
yan cukup terkenal di kotaku. Aku sempat bertanya tentang saudaranya yang
tunawicara, ternyata saudaranya itu sekarang bekerja di salah satu perusahaan
ayahnya. Aku juga sempat meminta tolong kepada Sarah, barangkali ada lowongan
pekerjaan. Kami sempat bertukar nomor hp agar memudahkan berkomunikasi. Dan
akhirnya kami berpisah.
Setelah
sekitar satu bulan, Sarah tiba tiba sms aku. Dia memberitahu bahwa ada lowongan
pekerjaan untukku. Aku sangat senang karena bias segera bekerja dan tidak
merepotkan pengurus pengurus panti lagi. Akhirnya aku dating ke sebuah alamt
yang diberikan Sarah kepadaku. Ternyata aku sudah ditunggu oleh pemilik
perusahaan. Aku cukup terkejut dengan hal itu. Ternayata pemilik perusahaan itu
adalah kakak Sarah, Aldi namanya. Dia lebih tua dua tahun dengan Sarah.
Ternyata kakak Sarah ini juga bisa berbahasa isyarat seperti adiknya, aku cukup
senang karenanya.
Aku
langsung diterima dan langsung bisa bekerja keesokan harinya. Aku sangat senang
akhirnya aku bisa bekerja tanpa menghawatirkan kekuranganku ini. Setelah
beberapa hari bekerja aku meminta bertemu dengan Sarah untuk berterimakasih.
Saat aku menunggunya di tempat yang sudah
aku janjikan aku melihat Aldi, kakak Sarah, berjalan menghampiriku. Aku sempat
bingung dimana Sarah, Kanapa yang datang malah Aldi. Saat aku bertanya kenapa
yang datang Aldi, Aldi mengambil nafas panjang, akhirnya dia menceritakan semuanya.
Dua
hari yang lalu Sarah mengalami kecelakaan saat pulang kuliah. Dia mengalami
luka yang cukup parah karena bertabrakan dengan truk. Dia sempat koma beberapa
jam, tapi dia juga sempat sadarkan diri. Kemarin pagi tiba tiba Sarah kritis
dan koma. Sampai akhirnya dia menghembuskan nafas terakhirnya. Dia dimakamkan
di kota kelahiran ibunya hari itu juga.
Aku
sangat sedih mendengarnya. Salah satu sahabat yang sudah kuanggap saudaraku
sendiri itu telah tiada. Selamat jalan Sarah semoga kau tenang di sana. Saat
pulang Aldi mengantarku. Saat aku menyebutkan alamat panti, Aldi kaget karena
dia beru tahu kalau aku tinggal di panti asuhan.
Akhirnya
aku menceritakan kisah hidupku yang pahit itu. Ternyata Aldi kagum padaku
karena aku mau berusaha dan tidak menyerah. Akhirnya aku sampai dip anti, Aldi
sempat mapir sebentar. Tiba tiba dia ingin menjadi donatur tetap di panti ini.
Aku senang mendengarnya.
Tak
terasa sudah enam bulan aku bekerja di perusahaan milik Aldi. Aldi sering
mengajak berangkat dan pulang bersama. Kadang saat jenuh di kantor dia
mengajakku keluar kantor untuk sekedar melepas penat.
“Hari
sabtu kamu bisa keluar sama aku nggak na?” suatu hari dia berkata begitu
kepadaku.
Aku
hnya mengiya kan, karna kami biasa menghabiskan malam minggu bersama teman
teman. Tapi pada saat akan pergi yang ada di mobil hanya Aldi tidak ada teman
teman yang lainnya. Aku sempat bertanya, ternyata dia hanya ingin pergi
bersamaku. Kami jalan jalan keliling kota setelah itu kami makan malam di
sebuah restoran ternama. Aku sempat ragu karena aku tidak memiliki banyak uang
untuk makan di tempat semewah itu.
“Sudah,
jangan khawatir aku yang tanggung” , kata Aldi lantas tersenyum.
Saat
mereka selesai makan, Aldi mengungkapkan perasaannya kepadaku. Aku kaget,
senang, juga heran kenapa dia lebih senang kepadaku yang tunawicara ini. Sampai
akhirnya dia menceritakan alasannya menyukaiku. Dia melihatku bukan sebagai
orang yang memiliki kekurangan. Aku senang mendengarnya. Ternyata dia telah
menykaiku sejak aku bari pertama kali bekerja dikantornya.
Dua
tahun setelah kejadian itu kami memutuskan untuk menikah. Saat ini kami tinggal
di sebuah rumah sederhana dan memiliki dua orang anak yang lucu-lucu.
-TAMAT-