Kamis, 30 Agustus 2012

Semua Milik Tuhan



Semua Milik Tuhan
Tak ada yang sempurna di dunia ini , hanyalah tuhan semata yang paling sempurna. Begitu halnya diriku, semenjak aku lahir aku tidak dapat berbicara atau bisu. Karena kekuranganku ini orangtuaku menitipkanku ke panti asuhan. Namaku Nana semenjak aku berumur empat tahun aku telah berada di panti asuhan.
Saat pertama aku masuk panti asuhan aku sering mendapat hinaan dari teman teman sepanti. Terkadang aku jengkel kepada mereka, coba kalau mereka ada di posisiku, pasti sakit rasanaya. Tapi Ibu Siti (pemilik panti) selalu membelaku. Beliau sudah aku anggap ibu kandungku sendiri. Semejak aku akan masuk SD, Ibu Siti selalu mengajari banyak hal. Salah satunya mengajariku berbahasa isyarat menggunakan tangan. Kebetulan Bu Siti memiliki teman yang mengerti masalah tunawicara. Beliau selalu membimbingku sampai sekarang.
Tak terasa sudah limabelas tahun aku berada di panti ini, sekarang umurku delapanbelas tahun. Setelah menyeleaikan SMA, aku sebenarnya sangat ingin kuliah agar lebih mudah mencari pekerjaan. Tapi aku berpikir dari mana aku mendapatkan biaya untuk kuliah, kuliah jaman sekarang kan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Bu Siti pernah manawariku untuk kuliah, tapi aku menolaknya kerena aku tidak mau merepotkan beliau dengan biaya kuliah yang mahal.
“Hai, kamu Nana kan ? masi inget aku nggak ?” kata seorang wanita yang wajahnya sangat familiar di otakku.
Sekarang aku ingat dia salah satu teman SDku, namanya Sarah. Cepat cepat aku membalasnya dengan bahasa isyarat. Setelah itu kami mengobrol.
Sarah anak orang kaya, paras wajahnya cantik, tubuhnya ideal, Sarah orang yang baik, pintar, dan yang paling penting walaupun dia anak orang kaya tapi dia tidak sombong. Dulu saat SD kami cukup akrab karena dia memiliki saudara yang sama dengan-ku, tunawicara. Kami tidak sengaja bertemu di sebuah acara peluncuran novel terbaru karya penulis terkenal. Aku sering menghadiri acara peluncuran novel novel terbaru karena aku senang menace novel. Sarah juga suka membaca. Dulu saat SD aku sering meminjam bukunya. Karena itu kami akrab.
Setelah acara selesai kami mencari tempat yang nyaman untuk mengobrol. Akhirnya kami menemukan kedai yang cukup nyaman dan asik untuk sekedar nongkrong dan bertukar cerita. Saat mau memesan memesan makanan ringan dan minuman, aku menyempatkan untuk melihat isi dompetku. Ternyata hanya ada selembar limaribuan. Akhirnya aku memutuskan untuk tidak memesan. Sepertinya Sarah tahu alas an aku tidak memesan minuman dan makanan.
“Aku yang traktir.” Tiba tiba dia berkata begitu.
Aku sempat tidak enak hati dengannya, tapi karena Sarah memaksa akhirnya aku memesan jus buah saja. Ternyata sekarang Sarah kuliah di salah satu universitas yan cukup terkenal di kotaku. Aku sempat bertanya tentang saudaranya yang tunawicara, ternyata saudaranya itu sekarang bekerja di salah satu perusahaan ayahnya. Aku juga sempat meminta tolong kepada Sarah, barangkali ada lowongan pekerjaan. Kami sempat bertukar nomor hp agar memudahkan berkomunikasi. Dan akhirnya kami berpisah.
Setelah sekitar satu bulan, Sarah tiba tiba sms aku. Dia memberitahu bahwa ada lowongan pekerjaan untukku. Aku sangat senang karena bias segera bekerja dan tidak merepotkan pengurus pengurus panti lagi. Akhirnya aku dating ke sebuah alamt yang diberikan Sarah kepadaku. Ternyata aku sudah ditunggu oleh pemilik perusahaan. Aku cukup terkejut dengan hal itu. Ternayata pemilik perusahaan itu adalah kakak Sarah, Aldi namanya. Dia lebih tua dua tahun dengan Sarah. Ternyata kakak Sarah ini juga bisa berbahasa isyarat seperti adiknya, aku cukup senang karenanya.
Aku langsung diterima dan langsung bisa bekerja keesokan harinya. Aku sangat senang akhirnya aku bisa bekerja tanpa menghawatirkan kekuranganku ini. Setelah beberapa hari bekerja aku meminta bertemu dengan Sarah untuk berterimakasih. Saat aku menunggunya di tempat yang  sudah aku janjikan aku melihat Aldi, kakak Sarah, berjalan menghampiriku. Aku sempat bingung dimana Sarah, Kanapa yang datang malah Aldi. Saat aku bertanya kenapa yang datang Aldi, Aldi mengambil nafas panjang, akhirnya dia menceritakan semuanya.
Dua hari yang lalu Sarah mengalami kecelakaan saat pulang kuliah. Dia mengalami luka yang cukup parah karena bertabrakan dengan truk. Dia sempat koma beberapa jam, tapi dia juga sempat sadarkan diri. Kemarin pagi tiba tiba Sarah kritis dan koma. Sampai akhirnya dia menghembuskan nafas terakhirnya. Dia dimakamkan di kota kelahiran ibunya hari itu juga.
Aku sangat sedih mendengarnya. Salah satu sahabat yang sudah kuanggap saudaraku sendiri itu telah tiada. Selamat jalan Sarah semoga kau tenang di sana. Saat pulang Aldi mengantarku. Saat aku menyebutkan alamat panti, Aldi kaget karena dia beru tahu kalau aku tinggal di panti asuhan.
Akhirnya aku menceritakan kisah hidupku yang pahit itu. Ternyata Aldi kagum padaku karena aku mau berusaha dan tidak menyerah. Akhirnya aku sampai dip anti, Aldi sempat mapir sebentar. Tiba tiba dia ingin menjadi donatur tetap di panti ini. Aku senang mendengarnya.
Tak terasa sudah enam bulan aku bekerja di perusahaan milik Aldi. Aldi sering mengajak berangkat dan pulang bersama. Kadang saat jenuh di kantor dia mengajakku keluar kantor untuk sekedar melepas penat.
“Hari sabtu kamu bisa keluar sama aku nggak na?” suatu hari dia berkata begitu kepadaku.
Aku hnya mengiya kan, karna kami biasa menghabiskan malam minggu bersama teman teman. Tapi pada saat akan pergi yang ada di mobil hanya Aldi tidak ada teman teman yang lainnya. Aku sempat bertanya, ternyata dia hanya ingin pergi bersamaku. Kami jalan jalan keliling kota setelah itu kami makan malam di sebuah restoran ternama. Aku sempat ragu karena aku tidak memiliki banyak uang untuk makan di tempat semewah itu.
“Sudah, jangan khawatir aku yang tanggung” , kata Aldi lantas tersenyum.
Saat mereka selesai makan, Aldi mengungkapkan perasaannya kepadaku. Aku kaget, senang, juga heran kenapa dia lebih senang kepadaku yang tunawicara ini. Sampai akhirnya dia menceritakan alasannya menyukaiku. Dia melihatku bukan sebagai orang yang memiliki kekurangan. Aku senang mendengarnya. Ternyata dia telah menykaiku sejak aku bari pertama kali bekerja dikantornya.
Dua tahun setelah kejadian itu kami memutuskan untuk menikah. Saat ini kami tinggal di sebuah rumah sederhana dan memiliki dua orang anak yang lucu-lucu.
-TAMAT-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar